Dalam dunia taruhan bola, istilah “ngeprank” sudah tidak asing lagi di kalangan bettor. Istilah ini merujuk pada tim-tim yang secara tidak terduga tampil mengecewakan, padahal secara statistik, performa, atau lawan yang dihadapi seharusnya bisa mereka taklukkan. Banyak bettor dibuat frustasi karena tim-tim ini kerap tampil inkonsisten, suka menang saat tidak diunggulkan dan malah kalah saat jadi favorit. Artikel ini akan membahas beberapa tim dari liga top dunia yang sering disebut “tim ngeprank” dalam taruhan bola dan alasan di balik reputasi tersebut.

Salah satu tim yang paling sering mendapat label ini adalah Tottenham Hotspur dari Liga Inggris. Spurs dikenal sebagai klub dengan potensi besar, memiliki pemain top dan pelatih berpengalaman, namun sering tampil angin-anginan. Di satu pekan mereka bisa menang besar melawan tim kuat seperti Manchester City, namun di pekan berikutnya justru kalah dari tim papan bawah. Ketidakstabilan ini sering membuat bettor kesulitan menebak hasil pertandingan Spurs, menjadikannya tim “ngeprank” klasik versi Premier League.

Selanjutnya adalah AS Roma dari Liga Italia. Klub ini punya sejarah panjang dan basis suporter fanatik, namun entah mengapa sering tampil tidak konsisten, terutama saat bermain tandang atau melawan tim yang lebih lemah di atas kertas. Para penggemar taruhan yang berharap Roma bisa menang mudah, sering kecewa saat tim ini bermain lambat atau terlalu banyak membuang peluang. Performanya yang tidak bisa diprediksi kerap membuat banyak slip taruhan berakhir “zonk”.

Dari Spanyol, Athletic Bilbao sering dianggap sebagai tim yang sulit ditebak. Mereka bisa menahan imbang atau bahkan menang atas raksasa seperti Real Madrid dan Barcelona, namun justru terpeleset saat melawan tim medioker seperti Almeria atau Getafe. Bilbao juga punya kecenderungan bermain baik di kandang namun loyo di luar kandang. Pola seperti ini tentu membuat para bettor bingung, apalagi jika mereka terlalu percaya pada hasil laga sebelumnya sebagai acuan.

Lain lagi ceritanya dengan Borussia Dortmund dari Jerman. Tim ini dikenal ofensif dan atraktif, namun terkadang juga menjadi mimpi buruk bagi bettor karena suka terpeleset di saat penting. Dalam banyak kasus, Dortmund memimpin lebih dulu namun akhirnya kebobolan di menit-menit akhir. Performa mereka di laga besar kadang luar biasa, tapi melawan tim kecil, justru sering terjadi kejutan yang tidak mengenakkan bagi para pendukung maupun petaruh.

Dari Prancis, Olympique Lyonnais bisa masuk dalam daftar tim “ngeprank” karena performanya yang tidak stabil dari musim ke musim. Terkadang mereka tampil menyerang dan efektif, namun di lain waktu sangat sulit mencetak gol dan mudah kehilangan konsentrasi. Lyon juga dikenal sering membuang poin penting, terutama saat bermain di luar kandang atau ketika menghadapi tekanan untuk menang.

Mengapa tim-tim ini bisa sering “ngeprank”? Ada beberapa faktor yang menyumbang. Pertama, masalah psikologis dan tekanan performa. Tim-tim besar sering diharapkan menang, tapi ekspektasi tinggi justru bisa menjadi beban bagi pemain. Kedua, rotasi pemain atau cedera kunci menjelang pertandingan sering mengubah dinamika permainan. Ketiga, gaya bermain lawan yang defensif atau penuh semangat bisa membuat tim unggulan frustrasi dan kehilangan momentum.

Untuk bettor, penting untuk memahami karakteristik tim-tim ini dan tidak hanya bergantung pada statistik atau posisi klasemen. Melihat konteks pertandingan, kondisi pemain, jadwal padat, hingga atmosfer laga bisa membantu memperkecil risiko “dikerjai” oleh tim ngeprank. Kadang, tidak memilih mereka dalam taruhan justru menjadi langkah terbaik.

Akhirnya, dunia taruhan bola memang penuh kejutan, dan di situlah daya tariknya. Tim-tim “ngeprank” menjadi bagian dari warna dalam setiap musim sepak bola. Meski kerap membuat kecewa, mereka juga mengajarkan satu hal penting dalam taruhan: jangan pernah terlalu yakin.

By andre